Di pekan-pekan terakhir dipublikasikan mengenai berita-berita yang mengiriskan hati yang tengah terjadi di Palestina pendudukan. Berita-berita ini kebanyakan terkait masalah kondisi memprihatinkan rakyat Palestina dan berlanjutnya kebijakan permukiman zionis dan perusakan Masjidul Aqsa oleh rezim Zionis Israel. Tampaknya Zionis Israel dengan perdana menteri garis kerasnya Benyamin Netanyahu ingin menekan warga Palestina lebih dari yang sudah-sudah. Warga Palestina di Jalur Gaza juga masih dalam blokade dan kondisi mereka benar-benar sangat memprihatinkan. Berlanjutnya penutupan jalur penyeberangan Rafah yang dikontrol Mesir sangat menyengsarakan rakyat. Sementara di Tepi Barat Sungai Jordan dan Baitul Maqdis kondisi mereka juga tidak lebih baik dari saudara-saudaranya di Gaza. Rezim Zionis Israel sejak menguasai Baitul Maqdis dalam perang tahun 1967 dengan negara-negara Arab selalu berusaha menghancurkan kiblat pertama umat Islam. Tempat suci dan peninggalan sejarah besar ini hingga kini berkali-kali menerima serangan dan perusakan orang-orang zionis. Termasuk pembakaran Masjidul Aqsa tahun 1969, pembantaian orang-orang yang tengah shalat tahun 1990 dan pembantaian para pemrotes penggalian pintu di bawah Masjidul Aqsa tahun 1996. Kini Zionis Israel tengah mempersiapkan konspirasi baru guna menodai kesucian Masjidul Aqsa dan menghancurkannya. Mereka berusaha membangun tempat peribadatan dari puing-puing tempat suci ini.
Beberapa waktu lalu, Direktur Eksekutif Lembaga Internasional Al-Quds Ziyad Hassan mengkonfirmasikan pembangunan 20 lorong bawah tanah di bawah Masjidul Aqsa oleh orang-orang zionis. Sejumlah lorong bawah ini telah dioperasikan dan sebagian lainnya tengah digali. Terowongan-terowongan ini dibuat dengan tujuan menciptakan kota pariwisata bagi para wisatawan Yahudi. Tampaknya ini hanya alasan saja untuk melemahkan pondasi bangunan Masjidul Aqsa. Hingga kini, sejumlah tunel telah digali di bawah Masjidul Aqsa yang membangkitkan kemarahan umat Islam, khususnya rakyat Palestina.
Rezim Zionis Israel bermaksud merusak Masjidul Aqsa dengan alasan membangun kota pariwisata. Lembaga-lembaga Palestina dan Arab, termasuk Liga Arab telah memprotes tindakan Zionis Israel, namun tampaknya pemerintah garis keras Netanyahu tidak sudi menghentikan pembangunan tunel-tunel dan kota pariwisata di bawah Masjidul Aqsa.
Sebagian langkah perusakan Zionis Israel kembali pada upaya mengubah substansi Islam Masjidul Aqsa. Sebelumnya Zionis Israel berusaha keras untuk mengadakan upacara keagamaan di tempat suci umat Islam ini dan mengambil sebagian tempat khusus buat mereka. Beberapa waktu lalu orang-orang zionis ekstrim menyeru mereka yang seagama untuk menyelenggarakan upacara keagamaan di Masjidul Aqsa. Rezim Zionis Israel kini berusaha mengubah sebagian sisi Masjidul Aqsa menjadi gereja dan sebagian lainnya menjadi tempat dengan nama taman Dawood. Tindakan ini diambil selain untuk membatasi lalu-lalang umat Islam di Masjidul Aqsa. Aksi ini menunjukkan orang-orang zionis ingin menghancurkan identitas Islam tempat suci ini.
Orang-orang zionis tidak cukup menghancurkan dan mengubah identitas Masjidul Aqsa. Mereka juga berusaha mengubah Baitul Maqdis menjadi kota Yahudi dan mengusir umat Islam yang tinggal di sana. Rezim Zionis Israel akan menjadikan kota yang diduduki ini sebagai ibu kotanya dan sejak lama telah meminta negara-negara lain memindahkan kedutaan besar mereka ke sini.
Berdasarkan laporan sumber-sumber berita, rezim Zionis Israel serius ingin mengusir umat Islam dari Baitul Maqdis. Para pakar meyakini, menyusul keinginan orang-orang zionis mengubah geografi kota suci ini, mereka kini hendak menghancurkan 15 hingga 20 ribu rumah umat Islam. Sebelum ini sudah banyak rumah warga Palestina yang dirusak dan di tempat itu dibangun rumah bagi orang-orang zionis. Kini rezim Zionis Israel di Baitul Maqdis telah membangun permukiman zionis bagi hampir 200 ribu orang zionis.
Rezim Zionis Israel mempergunakan cara-cara tidak berperikemanusiaan untuk mengusir rakyat Palestina dari Baitul Maqdis dan menggantikannya dengan orang-orang zionis. Dr. Hassan Khater, Direktur Lembaga Internasional Al-Quds sekaitan dengan hal ini menyebut Zionis Israel menarik pajak lebih tinggi dari umat Islam. Kenyataan ini sangat memberatkan mereka dan terpaksa menutup toko-tokonya di Baitul Maqdis. Menciptakan keterbatasan pengiriman barang ke daerah-daerah lain merupakan cara tersendiri yang dilakukan untuk menekan orang-orang muslim yang tinggal di Baitul Maqdis. Langkah ini membuat sulitnya memasukkan pelbagai produk dari kota-kota di Tepi Barat Sungai Jordan ke Baitul Maqdis. Akhirnya, harga-harga melonjak tajam.
Secara umum tingkat kemiskinan di Baitul Maqdis sangat tinggi, sementara Zionis Israel berusaha mengubah kondisi kota Baitul Maqdis. Dari satu sisi mereka ingin menghancurkan simbol-simbol keislaman dan Palestina di kota suci ini dan di sisi lain menambah jumlah simbol-simbol Yahudi dan Zionis. Sekaitan dengan hal ini, Zionis Israel bahkan tidak lagi mempedulikan segala sesuatu dan kini ingin menghancurkan kuburan umat Islam. Saat ini Zionis Israel telah merusak 350 kuburan kuno Ma'manullah dan menguburkan jasad-jasad tersebut di sebuah kuburan massal.
Sheikh Taisir Al-Tamimi menyebut kuburan Ma'manullah sangat penting. Karena kuburan itu merupakan satu dari kuburan Islam yang berasal dari masa penaklukan Islam di permulaan Islam. Di kuburan umum itu ada sejumlah sahabat Rasulullah yang dikuburkan di sana dan termasuk harta wakaf Islam. Alasan orang-orang zionis untuk merusak kuburan bersejarah umat Islam itu untuk mendirikan sebuah museum di sana. Padahal dalam keyakinan agama-agama Ibrahimi sangat memperhatikan mereka yang sudah meninggal dan menilai pembongkaran kuburan sebagai perbuatan buruk dan bahkan terhitung maksiat.
Selain itu, rezim Zionis Israel tengah membuat sejumlah taman yang disebut 9 taman Taurat di Baitul Maqdis. Pembuatan taman-taman ini punya tujuan mengubah identitas Islam kota Al-Quds dan mengubahnya menjadi kota Yahudi. Rencana ini selain untuk menarik para wisatawan, juga ingin menjadikannya sebagai penghubung antara permukiman-permukiman zionis dan pusat-pusat Yahudi di Baitul Maqdis.
Pembangunan permukiman zionis adalah langkah yang ditentang oleh banyak pihak. Satu dari sebab friksi yang terjadi antara pemerintah Amerika dan rezim ini adalah berlanjutnya pembangunan permukiman zionis. Perselisihan Amerika dan Zionis Israel mengenai pembangunan permukiman zionis, khususnya pembangunan di antara Baitul Maqdis dan Tepi Barat Sungai Jordan sejatinya disebabkan sikap penentangan umat Islam.
Washington menilai pembangunan permukiman zionis di daerah ini hanya akan merusak proses perundingan perdamaian. Namun demikian, rezim Zionis Israel telah menetapkan dimulainya pelaksanaan perencanaan akan dibangun unit-unit perumahan, jalur kereta api dan pabrik-pabrik zionis di antara Yerusalem dan Tepi Barat Sungai Jordan beberapa waktu mendatang. Para pemimpin rezim Zionis Israel hingga kini menegaskan tidak akan menghentikan pembangungan permukiman zionis di Baitul Maqdis, bahkan akan terus melanjutkannya.
Konspirasi rezim Zionis Israel terhadap Masjidul Aqsa, Baitul Maqdis dan rakyat Palestina tidak pernah berhenti. Pembangungan tembok pembatas sepanjang 700 kilometer juga tetap berlanjut. Tembok ini membuat rakyat Palestina terpenjara dan sebagian besar tanah mereka disita untuk pembangunan pembatas ini. Tembok pembatas atau lebih tepat tembok rasis ini memasukkan timur Baitul Maqdis ke wilayah Tepi Barat Sungai Jordan.
Dengan demikian, orang-orang zionis kini merasa bebas meyahudikan kota Al-Quds dan merusak Masjidul Aqsa tanpa peduli akan hukum internasional dan masyarakat internasional. Sementara dunia Islam tampaknya juga hanya merasa cukup dengan protes lisan dan tidak mengambil langkah serius mendukung Masjidul Aqsa dan rakyat Palestina. Bila kondisinya demikian, cepat atau lambat rezim Zionis Israel bakal dapat merealisasikan tujuan busuknya. (irib @Ama)